Mengungkap Penipuan dan Pemerasan Bangsa Yahudi
Menjadi buku laris di Eropa, Timur Tengah, Asia, dan Amerika, dan sudah diterjemahkan ke dalam enam belas bahasa, The Holocaust Industry dinobatkan sebagai “buku paling kontroversial sepanjang tahun” oleh surat kabar Guardian, London, saat kali pertama diterbitkan tahun 2000. Dalam catatan tambahannya yang amat mengena di edisi sampul tipis kedua ini, Norman G. Finkelstein membuktikan kebenaran skandal Holocaust.
“…serangannya yang berani atas pemerasan keuangan yang dilakukan kelompok-kelompok seperti WJC (World Jewish Congress [Kongres Yahudi se-Dunia]) merupakan hal yang amat penting dan diharapkan dapat membuahkan hasil. Nadanya yang sumbang, yang menuai kritik pedas dari lawan-lawannya, mengejutkan saya karena memang begitu mengena, apalagi ia juga menyertakan sumber-sumber terpercaya atas klaim-klaimnya.”
—Profesor William Rubenstein, University of Wales
“Jaringan penipuan ini perlu dibongkar, dan Finkelstein yakin kalau dialah yang harus tuduhannya itu terbukti benar, haruslah ada tuntutan, pemberangusan, dan protes atas mereka. Buku ini meneriakkan skandal. Ini adalah sebuah polemik yang disuarakan dengan keras.”
—The Times
“Buku paling laris dan heboh sepanjang tahun ini.”
—The Guardian
“…Finkelstein telah memunculkan beberapa masalah penting yang membuat gelisah…contoh-contoh yang diutarakannya…bisa jadi menyesakkan di tengah kemarahan dan ironi mereka.”
—Jewish Quarterly
“…sebuah polemik singkat yang tajam dan amat sering mendapat perhatian.”
—Times Higher Educational Supplement
“Finkelstein memang jagonya mengubah pikiran mereka yang berniat menyakralkan tragedi Holocaust.”
—Los Angeles Times Book Review
“…argumen dasarnya bahwa memori atas tragedi Holocaust tengah dilecehkan benar-benar serius dan selayaknya mendapat perhatian.”
—The Economist
“Finkelstein telah berani mengangkat beberapa masalah yang penting dan riskan.”
—The Jewish Quarterly
Buku ini mengulas fakta dengan statistika dan bukti betulkah enam juta orang Yahudi dibantai di Eropa pada masa holocaust oleh Nazi, salah satu hal yang diungkap jika kamp Auschwitz yang terkenal buruk hanya mempunyai 11.000 orang yang dievakuasi Jerman saat penyerbuan Rusia, maka Jerman harus mempunyai kamp berjumlah ratusan untuk membantai 137 orang perjam sehingga hasilnya enam juta jiwa. Fakta lainnya Charles A Lindbergh mengunjungi salah satu kamp dan diketahui disana 25.000 orang mati dalam 1,5 tahun, maka seratus kamp pun jumlahnya tidak menjadi enam juta jiwa. Fakta kedua, jika di seluruh dunia jumlah mereka sekarang sekitar dua puluh juta jiwa, bagaimana mungkin di Eropa saja enam puluhan tahun yang lalu jumlahnya mencapai enam juta, jiwa belum termasuk yang selamat. Saya yakin pembaca resensi inipun mulai berpikir tentang kebenaran saat baru mulai membaca tulisan di atas.
Setelah pembebasan maka pemerintahan Jerman memberikan kompensasi buat Yahudi yang selamat dari pembantaian, banyak Yahudi yang mengaku sebagai orang yang selamat dari pembantaian karena berharap mendapat kompensasi itu, jika begitu banyak orang Yahudi yang mengaku selamat, jadi siapa yang dibunuh Nazi?
Korban dan kehancuran di perang Vietnam karena penyerbuan Amerika jauh lebih banyak daripada pembantaian Yahudi tetapi bagaimana sikap dan reaksi Amerika?
Bagaimana dengan film Schlinder’s List (salah satu film favorit saya), buku inipun membahas dan mengungkap fakta dan kepalsuan dari film itu. Iya kah?
Perbandingan antara korban rakyat sipil Yahudi dengan orang Rusia lebih banyak yang menjadi korban orang Rusia daripada orang Yahudi, tetapi sepertinya memang karena adanya kepentingan politik Amerika yang lebih mengekspos penderitaan Yahudi dibandingkan dengan Rusia yang jelas menjadi lawan politiknya. Hal-hal seperti ini hampir tidak pernah kita pikir sebelumnya.
The Holocaust Industry adalah sebuah buku yang ditulis oleh Norman Finkelstein. Dia dosen di salah satu universitas di Amerika. Buku ini inspiring banget dan bener2 membuatku memiliki pemahaman baru mengenai holocaust.
Norman, seorang berdarah Yahudi yang orangtuanya pernah mengalami pahitnya hidup dalam ghetto dan kamp konsentrasi, menuduh secara terang-terangan bahwa segelintir elit dan organisasi Yahudi telah mengeksploitasi kejadian pada masa pemerintahan Hitler untuk memeras beberapa negara. Ia menuduh para elit tersebut telah memperkaya diri dengan berlindung di balik satu kata: Holocaust. Dan tidak tanggung-tanggung salah satu orang yang jadi sasaran tembak utamanya adalah penerima Nobel Perdamaian tahun 1986: Elie Wiesel. Bagiku apa yang dilakukannya itu sangat luar biasa. Sangat jelas bahwa dia bukanlah orang yang berprinsip 'right or wrong is my country' tapi 'right is right and wrong is wrong'.
Anyway, buku itu menjelaskan bagaimana istilah 'Holocaust' telah digunakan untuk memberikan imej bahwa orang Yahudi itu berbeda dengan orang biasa, mereka lebih baik, karena itu pembantaian oleh Nazi kepada mereka tidak bisa disamakan dengan pembantaian terhadap orang2 lain. bagi mereka pembantaian oleh Nazi itu unik, yaitu pembantaian yang dilatarbelakangi kebencian yang paripurna terhadap orang Yahudi. Mereka menolak istilah genosida, karena bagi mereka istilah itu membuat orang yahudi tidak ada bedanya dengan orang lain. Norman memaparkan kekacauan logika yang muncul dari konsep tersebut. Tapi elit-elit Yahudi tidak ada yang peduli. Menurut Norman adalah suatu watak khas dari elit Yahudi yang jahat bahwa ketika ide mereka dipatahkan, mereka bukannya mengakui kesalahannya, tetapi malah membuat argumen baru lagi. intinya mereka selalu merasa yang paling benar. Hmm....pantes saja mereka dibenci.
Norman juga memaparkan bagaimana para elit Yahudi memproduksi dan mengekspor kebohongan demi kebohongan. Berbagai cerita tentang jumlah orang yahudi yang meninggal pada masa Nazi dan jumlah mereka yang selamat dari Nazi penuh dengan kebohongan. Dan Norman menguraikan bagaimana kebohongan itu dimanfaatkan untuk tujuan pemerasan. Canggihnya, elit Yahudi itu ternyata setali tiga uang dengan elit2 di pemerintahan Amerika. Karena itu tekanan yang mereka lancarkan bisa efektif. Coba bayangkan saja, banyak bukti yang menunjukkan bahwa Amerika juga memetik keuntungan dari harta orang Yahudi yang lari dari Jerman pada masa Nazi. Tetapi mengapa yang dihajar hanya Swiss, Jerman, dan negara Eropa lain.
Oya......
ingatlah mulai saat ini jangan lagi sebut pembantaian Nazi itu Holocaust, tapi sebut saja: Genosida. Supaya propaganda elit Yahudi itu gagal dan hancur bersama dengan kesombongan dan kerakusannya
0 komentar:
Posting Komentar